Judul : Inilah Kita
Producer : Yulia Evani Soldina
Ide Pokok : Kisah cerita cinta segitiga yang berakhir dengan persahabatan.
Tema : Setiap keingingan tidaklah selalu sesuai dengan kenyataan yang terjadi.
Sinopsis
Film ini menceritakan tentang kisah tiga orang remaja yang
sedang dimabuk asmara, Dini, Indah, dan Arie. Cerita cinta segitiga pun
menyinggahi perjalanan cinta mereka. Dini dan Indah yang merupakan
sahabat sejak duduk di bangku kuliah, harus diuji kesetiaan
persahabatannya dengan kedatangan Arie di tengah-tengah mereka. Arie
adalah seorang cowok yang penuh pesona dan pernah menaruh hati kepada
Dini, tetapi tidak dihiraukan.
Seiring waktu berjalan, perasaan Arie kepada Dini pun mulai
memudar dan hilang. Di saat itulah, Dini mulai menyadari perasaannya
yang sebenarnya, bahwa ia menyayangi Arie, namun sekarang telah
terlambat. Dini pun bercerita kepada Indah tentang perasaannya kepada
Arie dan berharap Indah mau membantunya untuk dapat kembali dekat dengan
Arie. Indah menyetujui dan mencoba untuk mendekatkan kembali Dini
dengan Arie.
Demi persahabatan mereka, Indah rela untuk mencari
informasi dari Arie untuk diberitahu kepada Dini. Karena inilah, Indah
dan Arie yang dahulunya hanya teman biasa menjadi dekat. Dan tanpa
disadari, Arie pun mulai merasakan perasaaan yang berbeda apabila ia
dekat dengan Indah. Rasa cinta pun muncul di antara mereka. Indah yang
sudah mempunyai pacar, tetap berusaha menjaga hatinya agar tidak tergoda
dengan pesona Arie. Skandal pun terjadi di antara mereka.
Untuk tetap mewujukan keinginan Dini, Indah dan Arie pun
membuat sebuah sandiwara yang mereka mainkan sendiri. Indah meminta Arie
agar membuka hatinya kembali untuk Dini. Indah selalu berusaha agar
Dini dan Arie dapat dekat kembali. Segala usaha telah Indah lakukan,
termasuk menyuruh Arie untuk menyatakan cintanya kepada Dini, walaupun
itu hanya sebuah kebohongan, demi membuat Dini merasa bahagia. Namun,
cinta tidak bisa dipaksakan dan dikehendaki.
Sampai pada suatu hari, ketika hari ulang tahun Indah
datang, Arie datang ke rumah Indah dengan membawa kue dan kado. Tidak
hanya itu, Arie juga mengungkapkan perasaannya kepada Indah. Hal ini
sama sekali tidak diketahui oleh Dini. Barulah setelah beberapa hari
kemudian, Dini mendapat kabar dari temannya, Rani, tentang semua hal
yang telah diperbuat oleh Indah dan Arie. Dini pun sangat terpuruk dan
merasa kecewa, sembari tidak menyangka ini semua akan terjadi.
Persahabatan Dini dan Indah pun menjadi goyah dan membuat
mereka seperti orang yang depresi. Dini sangat terpukul dengan kejadian
ini, hingga membuatnya merasa trauma untuk memulai kisah cinta yang baru
lagi. Arie dan Indah sangat menyesali akan perbuatannya yang
mempermainkan perasaan Dini. Pada akhirnya, perlahan Dini sudah mulai
bisa menerima semuanya dan memaafkan kesalahan Indah dan Arie. Kejadian
ini juga membuat mereka bertiga menjadi sahabat yang selalu bersama dan
berbagi suka maupun duka.
Opening Scene
Scene ini menggambarkan keseharian mahasiswa yang sedang berada di
kampus, kegiatan belajar, berkumpul dengan teman-teman, dan kisah-kisah
romanti
ka mahasiswa. Di sini juga ditampilkan cast atau pemeran-pemeran dalam film ini, sekaligus pemunculan judul “Inilah Kita”.
Scene 1
Setting lokasi : Cafe kampus.
Narasi : Dini dan Indah adalah dua orang sahabat yang
selalu bersama-sama saat berada di kampus. Mereka selalu berbagi setiap
hal-hal yang menyengangkan ataupun mengganjal dalam hati masing-masing.
Kepribadian mereka yang hampir memiliki kesamaan lah yang membuat mereka
merasa cocok untuk berteman dengan baik.
(pagi, sekitar jam 09.00, terjadilah percakapan antara Dini dan Indah
yang membicarakan tentang perasaan Dini kepada Arie, setelah sebelumnya
ia pernah menolak Arie untuk menjadi pacarnya)
DINI
“Ndah, lo tw kan kalau dulu si Arie itu pernah naksir dan nyatain perasaannya ke gw?”
INDAH
“Iya Din, gw tw kok. Emangnya kenapa? Lo nyesel ya nolak dia?”
DINI
“Hmm, entah lah Ndah. Gw juga nggak ngerti apa yang gw rasain sekarang ini. Gw rasa iya deh. Lu mau bantuin gw nggak Ndah?”
INDAH
“Bantuin apa Din? Lo mau gw comblangin sama si Arie tu?”
DINI
“Iya Ndah.”
INDAH
“Sebagai seorang
sahabat yang baik hati dan tidak sombong, gw mau-mau aja sih bantuin lo.
Tapi, gw kurang dekat juga sih sama dia.”
DINI
“Ayo lah Ndah, lo kan mudah bergaul, mudah dekat sama orang, apalagi kalau sama cowok, kalah deh gw.”
INDAH
“Ya udah deh, demi lo dan si buah hati gw akan coba bantuin.”
DINI
“Nah, gitu dong. Lo emang sahabat gw yang paling berbakti.”
INDAH
“Siapa dulu dong, Indah…”
(kemudian mereka berdua pun saling berpelukan menunjukkan rasa terima kasih, dan kemudian pergi meninggalkan cafe)
Scene 2
Setting lokasi : Taman kampus, tempat Arie biasa duduk bersantai.
(Indah melihat sekeliling taman, mencari keberadaan Arie untuk mencoba mendekatkannya dengan Dini)
INDAH
“Mana tu orang ya? Biasanya rajin banget bertapa di sekitar sini.”
(sambil melihat sekeliling taman)
“Nah, tu dia orangnya baru nongol”
(berjalan menyampiri Arie)
“Hai Arie”
ARIE
“Hay, ngapain lo? Tumben banget nyari gw, pasti ada maunya.”
INDAH
“Idih, PD gila lo. Tapi iya benar sih.”
ARIE
“Ada apaan ya?”
INDAH
“Gini loh, ini tentang Dini.”
ARIE
“Dini? Kenapa dia?”
INDAH
“Gw udah tahu kok, kalau lo dulu pernah nembak Dini tapi ditolak.”
ARIE
“Iya, trus?”
INDAH
“Perasaan lo ke dia gimana sekarang?”
ARIE
“Kalau sekarang sih udah biasa aja. Gw nganggap dia, ya sama seperti teman yang lainnya.”
INDAH
“Oh gitu ya?”
ARIE
“Emangnya kenapa sih? Lo introgasi gw dari tadi.”
INDAH
“Gini loh, sekarang Dini tu udah mulai timbul perasaannya ke lo. Dia tu baru sadar kalau lo tu punya pesona yang lain.”
ARIE
“Oh, jadi maksudnya lo mau comblangin gw sama Dini?”
INDAH
“Iya, semacam itu lah.”
ARIE
“Gw pikir, nggak apa-apa juga kalau dicoba, mana tahu perasaan gw ke dia bisa muncul lagi”
INDAH
“Jadi lo setuju?”
ARIE
“Iya, kenapa nggak? Gw kan juga lagi jomblo.”
INDAH
“Mantap. Oke deh. Makasih ya Rie. Gw cabut dulu, udah sore nih.”
ARIE
“Iya, sama-sama. Hati-hati ya.”
INDAH
“Sip deh.”
(Indah pun pergi meninggalkan Arie, setelah mencoba berbicara dengan Arie tentang rencananya untuk mendekatkannya dengan Dini)
Scene 3
Setting lokasi : Kamar Indah
(Handphone Indah berdering, sebuah nomor dengan nama kontak “Arie” memanggil, Indah langsung menjawab panggilan dari Arie)
INDAH
“Halo Rie.”
ARIE
“Halo Ndah.”
INDAH
“Ada apa ya Rie? Tumben banget lo nelpon gw?”
ARIE
“Iya Ndah, gw ganggu gak?”
INDAH
“Nggak kok. Kenapa?”
ARIE
“Tentang yang tadi itu loh, Dini.”
INDAH
“Iya, kenapa emangnya?”
ARIE
“Gw nggak tahu harus mulai dari mana.”
INDAH
“Lo pendekatan dulu lah.”
ARIE
“Iya, gw ngerti. Tapi masa’ tiba-tiba setelah lama nggak dekat sama dia, gw muncul lagi?”
“Iya, gw ngerti. Tapi masa’ tiba-tiba setelah lama nggak dekat sama dia, gw muncul lagi?”
INDAH
“Nggak apa-apa dong. Dia pasti ngerti juga.”
ARIE
“Yakin lo Ndah?”
“Yakin lo Ndah?”
INDAH
“Yakin dong. Semangat donk!”
ARIE
“Iya deh. Ngomong-ngomong, lo lagi ngapain nih? Udah makan?”
INDAH
“Lagi nyantai aja nih, udah dong, lo gimana?”
ARIE
“Gw udah juga. Udah dulu ya Ndah. Gw mau bikin tugas nih. Malam, nice dream ya.”
INDAH
“Sip, me too.”
(pembicaraan mereka di handphone pun selesai)
Scene 4
Narasi : Sekian hari
berlalu, Indah dan Arie pun menjadi dekat karena sering berkomunikasi
dengan dalih untuk membicarakan tentang Dini. Tanpa disadari, Arie pun
merasa memiliki perasaan yang berbeda kepada Indah. Bertepatan dengan
hari ulang tahun Indah, Arie datang ke rumahnya dengan membawa kue dan
kado, serta mengungkapkan perasaan yang sebenarnya ia rasakan kepada
Indah.
Setting lokasi : Rumah Indah
(Arie datang dengan membawa kue dan kado untuk memberikan surprise dan mengungkapkan perasaannya kepada Indah)
ARIE
(mengetuk pintu rumah Indah)
“Assalammu’alaikum.”
INDAH
(membuka pintu dan kaget)
“Wa’alaikummussalam, Arie?”
ARIE
(menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Indah)
“Happy Birthday ya Ndah.”
INDAH
“Hah, iya Rie.”
(meniup lilin)
ARIE
“Gw do’ain lo semoga semakin dewsa dalam menghadapi kehidupan ya Ndah.”
INDAH
“Iya Rie. Gw nggak nyangka lo bakal bikin surprise gini buat gw.”
(senang)
ARIE
“Iya Ndah, ini juga karena perasaan gw ke lo.”
INDAH
“Perasaan Rie? Perasaan apaan?”
ARIE
“Iya Ndah, gw juga nggak ngerti kenapa perasaan ini muncul. Gw ngerasa senang aja kalau gw lagi di dekat lo.”
INDAH
“Gila lo Rie. Lo tahu kan, gw udah punya cowok.”
ARIE
“Gw nggak peduli Ndah, perasaan gw udah terlanjur sayang sama lo.”
INDAH
“Nggak Rie, gw nggak
bisa. Apalagi kalau Dini sampai tahu, dia pasti kecewa berat sama gw.
Gw juga nggak mau persahabatan gw rusak sama Dini.”
ARIE
“Trus, mau gimana lagi sekarang Ndah?”
INDAH
“Sekarang kalau lo
emang benar sayang sama gw, lupain gw dan hubungan kita hanya sebatas
sahabat. Lo temui Dini, lo bilang lo sayang sama dia.”
ARIE
“Oke Ndah, kalau
emang itu yang bisa gw lakuin buat nunjukin rasa sayang gw ke lo. Gw
akan lakuin. Gw akan dekatin Dini, semua demi lo Ndah.”
INDAH
“Iya.”
ARIE
“Ya udah, gw pulang dulu. Malam Ndah.”
INDAH
“Malam”
(Arie pun pulang dengan membawa sebuah sandiwara yang akan ia lakukan kepada Dini)
Scene 5
Narasi : Keesokan
harinya, Arie mengajak Dini bertemu di taman kampus untuk membicarakan
yang telah ia janjikan kepada Indah.
Setting lokasi : Taman kampus
ARIE
“Din, gw mau ngomongin hal yang penting banget sama lo. Ini tentang perasaan gw yang sebenarnya ke lo.”
DINI
“Iya, kenapa ya Rie?”
ARIE
“Din, gw sayang sama lo. Lo masih mau nggak jadi pacar gw?”
DINI
(kaget)
“Hah, lo beneran Rie?”
ARIE
“Iya Din, gw serius.”
DINI
“Gimana ya Rie, gw sebenarnya juga punya rasa ke lo, tapi gw ragu aja buat ngejalanin hubungan sama lo.”
ARIE
“Loh, emangnya kenapa? Bukannya lo yang minta tolong dicomblangin sama Indah?”
DINI
“Iya Rie. Tapi, kalau menurut gw, kita dekatan aja dulu kali ya. Biar kita benar-benar bisa serius menjalani hubungan ini.”
ARIE
“Ya udah deh, kalau emang itu keputusan lo. Gw bakal tunggu sampai lo siap.”
DINI
“Iya Rie. Hmm, gw balik duluan ya.”
ARIE
“Mau gw antar?”
DINI
“Nggak usah. Gw bisa sendiri kok. Bye Rie.”
ARIE
“Bye.”
(Dini pun pergi meninggalkan Arie)
Scene 6
Narasi :
Setelah Dini mendengar pengakuan dari Arie, dia langsung bercerita
kepada sahabatnya yang lain, Rani. Dimana Rani ini telah mengetahui
bahwa semua yang dilakukan Arie hanyalah sebuah sandiwara yang ia buat
dengan Indah.
Setting Lokasi : Kamar Dini
(Rani datang ke rumah Dini untuk menceritakan apa yang sebenarnya telah terjadi)
DINI
“Hah? Lo beneran Ran?”
(kaget)
RANI
“Bener. Gw Cuma pengen ngingatin lo, biar nggak terjebak terlalu dalam pada kisah ini.”
DINI
“Lo tah dari mana?”
RANI
“Indah yang cerita semuanya ke gw. Dia juga yang bilang tentang Arie
tiba-tiba nembak lo. Semua itu hanya kebohongan mereka Din.”
DINI
“Ya Allah, gw benar-benar nggak nyangka Ran. Sahabat gw sendiri yang ngelakuin ini ke gw. Apa salah gw Ran?”
(sambil menangisi yang telah terjadi)
RANI
“Sabar, sabar Din. Pasti ada hikmah di balik ini semua. Setidaknya lo sekarang tahu bagaimana mereka itu sebenarnya.”
DINI
“Iya Ran, tapi gw benar-benar nggak habis fikir.”
(tiba-tiba Indah datang ke rumah Dini)
INDAH
“Din, gw mau ceritain semuanya.”
DINI
“Udah Ndah, gw udah tw semuanya, nggak ada yang harus dijelasin lagi.
Gw udah tahu semua kebohongan yang lo dan Arie buat.”
INDAH
“Din, gw benar-benar
nggak nyangka bakal seperti ini kejadiannya. Terserah lo mau hukum gw
apapun. Gw bakal lakukan, asal lo mau maafin gw.”
DINI
“Gw nggak mw ngelakuin apa-apa Ndah, gimana pun lo tetap sahabat gw.”
INDAH
“Nggak Din, hukum gw. Gw pantas dapatinnya.”
RANI
“Sudahlah teman,
nggak usah kita terlalu berlarut. Cobalah untuk jadikan ini pelajaran ke
depannya. Jangan ulangi lagi kesalahan yang sama.”
INDAH
“Iya Ran, gw benar-benar nyesal atas apa yang udah gw lakuin.”
DINI
“Gw mohon sama lo Ndah, jangan ulangi lagi semua ini. Cukup ini yang pertama dan terakhir.”
INDAH
“Iya Din, gw janji sama lo.”
(mereka bertiga pun berpelukan sembari terdengar isak tangis dari ketiganya)
Scene 7
Narasi :
Arie pun juga menyesali yang telah ia lakukan, kemudian ia mengajak Dini
dan Indah bertemu untuk membicarakan skandal yang terjadi pada mereka.
Setting lokasi : Sebuah Cafe di pusat perbelanjaan
ARIE
“Din, gw benar-benar minta maaf atas apa yang gw lakuin sama lo, atas kebohongan yang udah gw buat. Gw benar-benar nyesal Din.”
DINI
“Iya Rie, gw mohon sama lo, jangan lakukan lagi hal yang seperti ini, baik ke gw maupun ke wanita-wanita lainnya.”
ARIE
“Gw janji, gw janji Din.”
INDAH
“Gw juga, semua ini adalah salah gw, semua ini ide gw yang nyuruh Arie buat dekatin lo Din. Gw benar-benar nyesal.”
DINI
“Udah lah, nggak ada
yang perlu kita salah-salahkan lagi. Ini pelajaran buat kita semua.
Karena, setiap apa yang kita inginkan tidak selalu sesuai dengan
kenyataan yang terjadi.”
ARIE
“Lo bener Ndah. Mulai dari sekarang, kita adalah sahabat.”
INDAH
“Iya, sahabat yang selalu ada di saat suka dan duka.”
DINI
“Sahabat yang nggak akan berbohong lagi.”
(mereka bertiga pun tertawa)
Closing Scene
Pada akhirnya, mereka bertiga pun menjalin sebuah hubungan yang disebut
dengan “sahabat”. Sahabat yang akan selalu setia mengisi hati dan hari.
Yang selalu menciptakan rasa damai dan meninggalkan sejuta memori saat
bersama.
0 komentar:
Posting Komentar